Zoonosisadalah penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Zoonosis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Sabtu, 28 Mei 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com;
Pikirkanapa akibatnya pada ekonomi jangka panjang! You always do, no matter what it costs the rest of us. Nik. tak peduli apa akibatnya pada kami semua. Now that barmal's body has gone symptomatic, We don't know what that will do to her memory. Sekarang setelah mayat Barmal menunjukkan gejala penyakit, kita tidak tahu apa akibatnya pada
Penularanpenyakit rabies pada manusia dan hewan lain melalui gigitan. Pada hewan tidak ada pengobatan yang efektif sehingga apabila hasil diagnosa positif rabies, diindikasikan mati. Sedangkan pada manusia dapat dilakukan pengobatan pasteur, pemberian VAR, dan SAR sesuai dengan prosedur standar operasi (SOP).
Rabiesadalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing gila.
BelanjaSekarang Juga Hanya di Bukalapak. Beli AMS HandFeed-American Selection HandFeed - Pakan Lolohan Burung Murai. Harga Murah di Lapak Eds Official. Telah Terjual Lebih Dari 281. Pengiriman cepat Pembayaran 100% aman. Makanan Hewan Peliharaan; AMS HandFeed-American Selection HandFeed - Pakan Lolohan Burung Murai Stok Habis.
cara membuat pisang crispy coklat keju lumer. âPenyakit lato-lato atau lumpy skin disease merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi lumpy skin disease virus LSDV. Penyakit ini dapat menyerang hewan ternak khususnya sapi dan kerbau.â Halodoc, Jakarta â Menjelang Hari Raya Idul Adha, kamu pasti ingin memastikan bahwa hewan kurban yang kamu miliki sedang dalam kondisi sehat. Namun sayangnya, penyakit lato-lato kini kian menyebar di hewan ternak. Penyakit lato-lato atau lumpy skin disease umumnya menyerang sapi atau kerbau, dan terkadang bisa menyebabkan kematian. Jika hewan sudah terserang penyakit ini, maka dagingnya tidak layak dikonsumsi. Apa Itu Penyakit Lato-Lato? Penyakit lato-lato adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi LSDV, yang merupakan bagian dari genus capripoxvirus dan famili poxviridae. Virus ini dapat menginfeksi hewan ternak seperti sapi dan kerbau. Namun, kasusnya pada kambing dan domba belum ditemukan. Virus lumpy skin disease disebarkan melalui serangga penghisap darah seperti lalat, nyamuk, dan kutu spesies tertentu. Penularannya di antara hewan ternak dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Penularan secara langsung terjadi jika sapi yang sehat terkena lesi kulit, air liur, darah, dan susu, oleh sapi yang terinfeksi. Sementara itu, penularan secara tidak langsung bisa disebabkan karena penggunaan peralatan kandang atau jarum suntik yang terkontaminasi virus. Meski sangat menular, penyakit lato-lato tidak akan menginfeksi manusia. Ketahui juga penyakit lainnya yang dapat menginfeksi hewan ternak di sini, âIni Jenis Hewan Ternak yang Bisa Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku.â Mengenal Gejala Penyakit Lato-lato Masa inkubasi biasanya berlangsung antara 4 hingga 14 hari pasca infeksi. Namun, pada beberapa kasus, periode ini bisa berlangsung lebih lama mencapai 28 hari. Gejala klinisnya bergantung pada umur, ras, dan status imun hewan ternak. Meski begitu, umumnya gejala yang akan muncul meliputi Sapi mengeluarkan kotoran mata dan hidung yang lebih produksi tinggi yang bisa melebihi 41 derajat nodul yang keras benjolan dengan diameter 2 sentimeter cm sampai 5 cm yang terdapat di kepala, leher, tungkai, kaki, ekor, dan menjadi lemah dan sulit kasus yang serius, nodul dapat menutupi di hampir seluruh bagian tubuh, dan dapat berubah menjadi lesi nekrotik dan ulseratif jika tidak segera ditangani. Cara Mendiagnosis Penyakit Lato-lato Untuk melakukan diagnosis, dokter hewan akan mengamati dulu gejala khususnya dan nodul kulit pada sapi. Namun, untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan metode diagnostik, seperti histopatologi, isolasi virus, dan Polymerase Chain Reaction PCR. Dari ketiganya, isolasi virus dan PCR adalah metode terbaik untuk mendiagnosis penyakit. Alasannya kedua metode tersebut melibatkan tes laboratorium yang menentukan jenis virus yang ada. Metode ini penting dilakukan karena virus penyebab adalah karakteristik utama dari penyakit ini. Cara Merawat Hewan Ternak yang Terjangkit Penyakit Lato-lato Sayangnya belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi lumpy skin disease. Pengobatan biasanya dilakukan untuk mengatasi gejalanya dan mendukung kondisi hewan ternak. Berikut perawatan pendukung yang dapat dilakukan untuk menjaga kondisi hewan Semprotan luka. Produk ini digunakan untuk mengobati lesi kulit agar tidak Dokter hewan mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi dan pneumonia, yaitu komplikasi fatal akibat penyakit penghilang rasa sakit. Membantu mengurangi rasa sakit sehingga mendorong hewan untuk mau makan IV. Memberikan nutrisi tambahan dan meringankan gejalanya. Namun, banyak dokter hewan yang tidak merekomendasikannya karena kurang praktis dan efisien. Apakah Daging Hewan yang Terinfeksi Dapat Dikonsumsi? Penyakit lato-lato dapat menyerang baik sapi perah maupun sapi pedaging. Mengonsumsi susu dari sapi yang terinfeksi relatif aman sebab penyakit ini tidak termasuk penyakit zoonosis yang dapat menular ke manusia. Sementara itu, daging sapi yang berdekatan atau terkena nodul kulit harus dibuang karena tidak layak dikonsumsi. Akan tetapi, daging yang tidak menjadi area munculnya nodul masih diperbolehkan untuk dikonsumsi. Itulah fakta seputar penyakit lato-lato atau lumpy skin disease. Jika kamu membutuhkan informasi kesehatan lainnya kamu bisa mengunjungi artikel Halodoc atau tanyakan langsung pada dokter. Tak hanya itu, lewat Halodoc kamu juga bisa mengakses obat dan vitamin secara lebih mudah tanpa perlu ke apotek. Tunggu apa lagi, yuk download Halodoc sekarang. Referensi Agriculture Victoria. Diakses pada 2023. About lumpy skin disease. Diamond Hoof Care. Diakses pada 2023. What Is Lumpy Cow Skin Disease? DMICC. Diakses pada 2023. Lumpy Skin Disease LSD in Cows. BBVET Wates Ditjenpkh. Diakses pada 2023. Lumpy Skin Disease Ancaman Baru Sapi dan Kerbau Indonesia.
Dipublish tanggal Feb 22, 2019 Update terakhir Nov 9, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca 5 menit Kelumpuhan atau paralisis adalah hilangnya fungsi otot pada bagian tubuh. Bisa bersifat lokal atau umum, hanya sebagian atau lengkap, dan berlangsung sementara atau permanen. Paralisis dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh di setiap saat dalam kehidupan manusia. Seseorang yang mengalami paralisis, maka biasanya tidak akan merasakan rasa sakit pada bagian tubuh yang terkena. Hal ini bisa menipu seseorang untuk tidak menganggapnya sebagai kondisi serius. Padahal apabila ditangani dengan segera, maka kelumpuhan bisa kembali membaik tergantung penyebab yang mendasarinya. Mengenal Gejala Paralisis Gejala kelumpuhan biasanya mudah untuk dikenali. Jika Anda mengalami paralisis, maka Anda akan kehilangan rasa di bagian tubuh tertentu. Terkadang rasa kesemutan, kebas atau mati rasa mendahului gejala paralisis. Selanjutnya, paralisis akan membuat bagian tubuh yang terkena menjadi sulit untuk digerakkan secara mandiri. Paralisis Berdasarkan Lokasi Paralisis dapat diklasifikasikan berdasarkan bagian tubuh yang terkena, apakah itu mempengaruhi hanya bagian tubuh tertentu paralisis lokal atau tubuh secara umum paralisis umum. Contoh paralisis lokal meliputi kelumpuhan wajah - yang biasanya terbatas pada satu sisi wajah, baca juga Wajah Lumpuh Sebelah kelumpuhan tangan kelumpuhan pita suara - pita suara adalah sepasang struktur berbentuk seperti pita yang terdiri dari jaringan dan otot yang berfungsi menghasilkan suara. Kelumpuhan biasanya hanya mempengaruhi satu pita suara, yang berarti bahwa seseorang masih mampu untuk berbicara, tetapi suaranya menjadi serak Contoh paralisis umum meliputi monoplegia - paralisis pada salah satu anggota tubuh hemiplegia - kelumpuhan terjadi pada lengan dan kaki pada satu sisi tubuh paraplegia - kelumpuhan pada kedua kaki, atau terkadang meliputi panggul dan beberapa anggota tubuh bagian bawah tetraplegia juga dikenal sebagai quadriplegia - palisis pada lengan dan kaki Paralisis Sementara dan permanen Terjadinya paralisis bisa berlangsung hanya sementara atau permanen. Bell's Palsy merupakan penyebab yang relatif umum dari kelumpuhan sementara yang menyebabkan kelumpuhan wajah sementara. Kadang-kadang kelumpuhan yang terjadi setelah stroke juga bisa bersifat sementara. Kelumpuhan yang disebabkan oleh cedera serius, seperti leher patah, biasanya permanen. Kelumpuhan parsial atau lengkap Berdasarkan tingkat keparahannya, paralisis dapat dibagi menjadi parsial - hanya sebagian artinya masih ada beberapa fungsi otot dan sensasi; misalnya, jika seseorang masih dapat memindahkan satu kaki, atau masih merasa sensasi seperti dingin dan panas. lengkap - disebut juga paralisis total yaitu ketika fungsi otot dan sensasi di anggota badan yang terkena benar-benar hilang. Paralisis spastik atau flaksid Kelumpuhan dapat paralisis spastik - ketika otot-otot yang mengalami kelumpuhan menjadi kaku atau kejang, dan bisa muncul gerakan-gerakan yang tidak terkendali paralisis flaksid lembek - ketika otot-otot di kaki yang terkena dampak menjadi lemah dan lunglai; selanjutnya otot-otot bisa mengerut Orang dengan paralisis spastik sering mengalami kelemahan otot dengan kejang kontraksi otot tak sadar. Sedangkan orang dengan flaccid paralysis sering mengalami kelemahan otot tanpa kejang. Dalam beberapa kondisi, seperti penyakit motor neuron atau cerebral palsy, seorang pasien bisa mengalami episode kelumpuhan spastik diikuti oleh flaccid paralysis, atau sebaliknya. Bagaimana kelumpuhan didiagnosis? Diagnosis paralisis mudah untuk ditegakkan, terutama ketika Anda mengalami kehilangan fungsi otot yang jelas. Untuk bagian tubuh internal di mana kelumpuhan lebih sulit diidentifikasi, dokter mungkin menggunakan X-ray, CT scan, MRI scan, atau studi pencitraan lain. Jika Anda mengalami cedera tulang belakang, maka diperlukan pemeriksaan myelography untuk menilai kondisi saraf di tulang belakang. Dalam prosedur ini, cairan khusus akan dimasukkan ke saraf di tulang belakang. Cara ini akan membantu dokter melihat saraf dengan lebih jelas pada sinar-X. Di samping itu, terkadang diperlukan juga pemeriksaan elektromiografi. Prosedur ini dilakukan untuk mengukur aktivitas listrik pada otot. Penyebab Paralisis Kelumpuhan bisa terjadi sejak lahir akibat kelainan bawaan. Di lain pihak, paralisis berkembang kemudian akibat kecelakaan atau penyakit tertentu. Stroke merupakan salah satu contoh penyakit yang sering menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini bertanggung jawab di hampir 30 persen kasus. Sedangkan cedera tulang belakang menyumbang sekitar 23 persen kasus. Multiple sclerosis menyebabkan sekitar 17 persen kasus. Penyebab tersering paralisis adalah kanker, cedera tulang belakang, dan Multiple sclerosis Penyebab paralisis lainnya cerebral palsy. Kondisi neurologis otak dan sistem saraf yang mempengaruhi koordinasi dan gerakan anak. Cerebral palsy disebabkan oleh kerusakan otak, yang biasanya terjadi sebelum, selama atau segera setelah lahir. sindrom pasca polio. Merupakan kelumpuhan yang terjadi akibat infeksi virus polio, terutama pada anak-anak. Kondisi ini dapat dicegah dengan melakukan imunisasi polio. cedera otak atau cedera kepala. Benturan atau pukulan akibat kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab tersering. Cedera kepala bisa menimbulkan pendarahan otak sehingga fungsi gerak tubuh bisa terganggu sesuai daerah otak yang terkena. neurofibromatosis. merupakan kelainan genetik dimana pertumbuhan sel terganggu sehingga tumbuh tumor-tumor pada jaringan saraf. Umumnya tumor-tumor ini bersifat jinak dan bisa muncul di berbagai bagian dari sistem saraf, seperti otak, sum-sum tulang belakang hingga saraf-saraf tepi. cacat lahir. Misalnya gangguan pembentukan tulang belakang pada kasus sipina bifida. kanker. Kanker yang berkembang di otak dapat menyebabkan kelumpuhan, biasanya pada satu sisi otak juga bisa terjadi akibat penyebaran kanker dari organ tubuh lainnya metastasis yang juga bisa menyebabkan kelumpuhan. Langkah Pengobatan Terapi atau pengobatan yang tepat akan tergantung pada penyebab kelumpuhan, serta gejala yang muncul. Misalnya, dokter mungkin merekomendasikan operasi atau mungkin amputasi terapi fisik fisioterapi pekerjaan yang berhubungan dengan terapi alat bantu mobilitas, seperti kursi roda, tongkat, atau perangkat lain obat-obatan, seperti Botox atau pelemas otot, jika Anda memiliki paralisis spastik Dalam banyak kasus, paralisis tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi tim medis Anda dapat merekomendasikan berbagai perawatan, alat, dan strategi untuk membantu mengelola gejala. Banyak orang yang mengalami kelumpuhan tidak pernah mendapatkan kembali fungsi gerak ataupun sensasi di daerah tubuh yang terkena. Meskipun begitu, dokter akan mengupayakan berbagai intervensi terapi, atau strategi lain untuk membantu meningkatkan kualitas hidup. Misalnya, kursi roda, tongkat, atau perangkat robot pada tubuh memungkinkan Anda untuk bergerak secara independen. Terapis okupasi dan profesional lainnya dapat membantu memodifikasi benda-benda seperti pakaian, rumah, mobil, dan lain-lain agar sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan Anda. Dokter mungkin juga merekomendasikan perubahan gaya hidup, obat-obatan, operasi, atau perawatan lainnya untuk membantu mengelola potensi komplikasi. Tanyakan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut tentang diagnosis spesifik, rencana pengobatan, dan prospek jangka panjang. Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat
Berikut ini adalah cara penularan zoonosis dari hewan ke manusia yang perlu Anda waspadai Gigitan hewan yang sampai menyebabkan luka di kulit. Gigitan serangga seperti nyamuk dan kutu. Mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi. Menghirup droplet percikan lendir yang mengandung patogen. Kontak langsung antarkulit dengan hewan terinfeksi. Melakukan kontak, baik langsung maupun tidak, dengan feses atau urine yang mengandung organisme penyebab penyakit. Pada Encyclopedia of Microbiology dijelaskan bahwa zoonosis bisa menular secara langsung dari hewan ke manusia, seperti halnya rabies. Kemungkinan lainnya adalah penularan bisa melibatkan lebih dari dua hewan perantara, seperti dari gigitan kutu yang hidup pada tikus yang terinfeksi bakteri Borrelia, penyebab penyakit Lyme. Jenis-jenis zoonosis Infeksi patogen penyebab zoonosis tidak selalu menyebabkan penyakit pada hewan. Hal ini biasanya terjadi pada hewan seperti kelelawar karena memiliki kekebalan tubuh yang kuat. Akan tetapi, zoonosis kerap kali mengakibatkan dampak kesehatan yang berbahaya baik pada hewan maupun manusia, seperti halnya rabies. Jenis penyakit zoonosis pun beragam dan bisa menyerang berbagai organ dan jaringan tubuh. Gejala yang ditunjukkannya bisa bersifat akut dan ringan ataupun gejala yang memburuk secara perlahan. Jenis-jenis penyakit zoonosis yang paling umum menginfeksi di Indonesia adalah 1. Zoonosis yang ditularkan dari gigitan nyamuk Spesies nyamuk di daerah tropis merupakan serangga perantara yang membawa mikroba penyebab penyakit demam berdarah, chikungunya, dan malaria. Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi inang perantara virus dengue yang menjadi penyebab demam berdarah dan virus chikungunya. Seseorang yang terinfeksi demam berdarah dan chikungunya bisa mengalami demam tinggi lebih dari 39â selama berhari-hari, tekanan darah yang menurun drastis, dan rasa nyeri di sendi yang kuat. Sementara gigitan nyamuk Anopheles yang membawa parasit Plasmodium merupakan penyebab utama malaria. Penyakit zoonosis ini menyebabkan penderitanya mengalami siklus demam tinggi selama 6-24 jam yang disertai dengan tubuh menggigil dan berkeringat. Ketiga penyakit tersebut perlu ditangani melalui perawatan medis secara intensif di rumah sakit. Pada kasus yang parah, penyakit akibat gigitan nyamuk ini bisa menyebabkan penggumpalan darah dan syok yang mengancam nyawa. 2. Flu Burung Flu burung awalnya merupakan penyakit infeksi virus yang menyerang unggas di peternakan. Namun, virus kemudian bermutasi dan bisa menginfeksi hewan lain, seperti babi dan anjing. Evolusi genetik virus akhirnya menyebabkan virus flu burung H5N1 dan H7N9 bisa menyebar di antara manusia. Meskipun begitu, penyebaran flu burung dari satu orang ke orang lain tidak secepat penularan penyakit influenza. Saat menginfeksi manusia, penyakit zoonosis ini dapat menyebabkan penyakit flu yang bisa berkembang cepat menimbulkan gangguan pernapasan serius. Fatalitas atau tingkat kematian flu burung terjadi pada 1 dari 3 orang terinfeksi. 3. Coronavirus Terdapat beberapa jenis coronavirus. Pertama adalah virus SARS-CoV penyebab penyakit SARS, MERS-CoV yang mengakibatkan MERS, dan SARS-CoV-2 atau Covid-19 yang kini tengah mewabah. Infeksi coronavirus menyerang saluran pernapasan hingga menyebabkan masalah serius di paru-paru. Gejala yang dialami meliputi demam, batuk, dan sesak napas. Penyakit zoonosis ini diduga ditularkan akibat mengonsumsi daging dari hewan liar. SARS-CoV 1 dan 2 bersumber dari kelelawar dan ular, sedangkan MERS-CoV menyebar akibat kontak dan konsumsi daging unta dan kelelawar. 4. Rabies Rabies merupakan penyakit yang sebagian besar kasusnya ditularkan melalui gigitan hewan, seperti anjing dan kelelawar. Saat tergigit, infeksi virus penyebab rabies, yaitu Rhabdovirus, tidak langsung menimbulkan gejala. Akan tetapi, ketika gejalanya muncul, hampir selalu menimbulkan akibat fatal. Infeksi rabies menyerang sistem saraf sehingga menyebabkan penderitanya lebih agresif dan hiperaktif, mudah gelisah hingga gangguan seperti kejang, halusinasi, hiperventilasi, dan koma. Namun, bahaya dari penyakit ini bisa dicegah melalui pengobatan dini dengan menyuntikkan vaksin rabies segera setelah terinfeksi. 5. Infeksi salmonella Salmonella merupakan bakteri yang menjadi penyebab diare paling umum atau dikenal juga dengan penyakit salmonelosis. Penyakit zoonosis ini paling sering terjadi di lingkungan yang kurang higienis. Anda bisa tertular bakteri ini saat mengonsumsi telur ayam atau makanan dari susu yang terkontaminasi. Selain itu, cara penularan yang juga umum terjadi adalah melalui kontak dengan hewan peliharaan yang terinfeksi. Gejala diare yang disebabkan infeksi salmonella memang bersifat ringan dan bisa pulih dalam waktu beberapa hari. Namun, tanpa penanganan yang tepat, penyakit zoonosis ini bisa menyebabkan dehidrasi parah terutama pada anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun lemah. 6. Infeksi tinea kurap Infeksi tinea adalah penyakit infeksi jamur yang penularannya bisa terjadi melalui hewan peliharaan, seperti anak kucing dan anjing. Jamur penyebab infeksi ini di antaranya adalah Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton. Penyakit zoonosis ini menyebabkan gangguan pada kulit berupa ruam kemerahan yang mengelupas. Jamur menginfeksi bagian terluar kulit yakni epidermis dan tinggal di dalam sel-sel keratin yang mati. Ruam utamanya muncul di bagian kuku, dada, perut, kaki, dan tangan. Namun, infeksi tinea juga bisa memengaruhi kulit kepala sehingga menyebabkan kerontokan. 7. Infeksi toksoplasma Infeksi toksoplasma atau toksoplasmosis merupakan salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasit, bernama Toxoplasma gondii. Parasit ini tinggal di dalam tubuh kucing dan ditularkan kepada manusia melalui paparan feses terkontaminasi. Manusia biasanya terinfeksi toksoplasma ketika membersihkan kotoran kucing. Infeksi bisa mengakibatkan masalah kesehatan serius pada orang dengan sistem imun yang lemah dan ibu hamil. Toksoplasmosis dikenal sebagai penyakit penyebab keguguran, kelainan lahir, atau kelahiran prematur karena dapat menginfeksi janin. Penyakit infeksi dari hewan lainnya Masih banyak infeksi patogen dari hewan yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, antara lain Ebola berasal dari kelelawar afrika Antraks infeksi bakteri yang ditularkan dari hewan ternak Infeksi bakteri E. coli Infeksi hantavirus akibat gigitan tikus HIV bersumber dari gigitan simpanse Lyme disease berasal gigitan kutu tikus Cara mencegah penularan penyakit dari hewan Penyakit zoonosis bisa menyebar melalui berbagai rute penularan mulai dari makanan, droplet percikan liur, udara, maupun secara tidak langsung dari gigitan serangga. Oleh sebab itu, diperlukan berbagai upaya dalam mencegah penularan penyakit yang berasal dari hewan ini. Beberapa caranya yaitu Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah melakukan kontak dengan hewan. Menggunakan sarung tangan saat membersihkan kandang atau kotoran hewan. Mengoleskan losion antinyamuk dan serangga untuk menghindari gigitan nyamuk. Selalu mengenakan alas kaki saat berada di lingkungan peternakan hewan. Hindari minum air yang berasal dari sungai di sekitar peternakan hewan. Hindari minum air dari lingkungan atau pemukiman tempat terjadinya wabah penyakit zoonosis. Memasak daging sampai benar-benar matang. Hindari melakukan kontak dekat dengan hewan liar. Melakukan vaksinasi rabies, termasuk pada hewan peliharaan. Melakukan vaksinasi untuk penyakit wabah saat hendak bepergian. Akan lebih baik jika cara mencegah penyakit infeksi ini menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari Anda. Dengan begitu, risiko penularan pada diri sendiri dan orang lain bisa diminimalisasi. Penting bagi Anda untuk mengetahui jenis penyakit zoonosis beserta sumbernya. Begitupun dengan cara penularan penyakitnya sehingga bisa mencegah dan mengobati penyakit ini dengan tepat.
JawabanParalisa adalah suatu kelumpuhan dikarenakan gangguan pada saraf obturatoria yang pada akhirnya satu atau dua kaki belakang lumpuh dan hewan tidak bisa berdiri.
Halodoc, Jakarta â Mengonsumsi berbagai daging hewan memang memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Misalnya, memenuhi kebutuhan asupan nutrisi mulai dari protein, lemak, vitamin, hingga karbohidrat. Selain dikonsumsi, hewan-hewan tertentu juga bisa dijadikan peliharaan yang punya banyak manfaat, sebab kegiatan ini bisa mengusir rasa sepi, stres, bahkan bisa meningkatkan kesehatan tubuh. Meskipun begitu, ada kalanya hewan-hewan ini bisa menimbulkan sederet masalah bagi tubuh. Pasalnya, ada beberapa penyakit yang bisa ditularkan dari hewan. Nah, berikut penjelasannya 1. Rabies Kata ahli, penyakit ini disebabkan oleh virus lyssaviruses yang ditularkan ke manusia dari hewan yang telah terjangkit penyakit ini. Cara penularan penyakit ini bisa melalui air liur yang masuk ke tubuh manusia melalui gigitan. Enggak cuma itu, penyakit ini juga bisa ditularkan melalui cakaran jika sebelumnya hewan rabies tersebut menjilati kuku-kukunya. Selain itu, dalam beberapa kasus, ada juga seseorang yang terjangkit rabies karena luka ditubuhnya terjilat oleh hewan yang terinfeksi rabies. Nah, ketika seseorang sudah terjangkit rabies, penyakit ini pun bisa menular dari manusia ke manusia. Namun, hingga saat ini yang terbukti adalah penularan melalui transplantasi atau pencangkokan organ. Baca juga Timnas Inggris Divaksin Rabies, Inilah yang Perlu Diketahui Sama halnya dengan penyakit yang disebabkan oleh virus lainnya, waktu virus rabies untuk berinkubasi sangat bervariasi. Namun, menurut ahli virus ini biasanya bisa berinkubasi antara dua minggu sampai tiga bulan. Nah, setelah masuk ke dalam tubuh lewat gigitan hewan yang terinfeksi, virus ini akan berkembang biak di dalam tubuh yang diinanginya. Tahap berikutnya, virus akan menuju ujung saraf dan berlanjut ke saraf tulang belakang, hingga otak dengan pengembangbiakkan yang terjadi sangat cepat. Enggak berhenti sampai di situ, virus ini pun bisa menyebar ke paru-paru, ginjal, hati, kelenjar air liur, dan organ-organ lainnya. 2. Herpes B Menurut para ahli penyakit menular mengatakan, virus herpes B ini bisa ditularkan melalui air liur dari kera atau monyet. Kamu harus waspada, sebab virus ini berpotensi mematikan. Kata ahli, herpes B bisa menyebabkan ensefalitis perdangan otak yang perkembangan penyakitnya sulit ditebak. Oleh sebab itu, diagnosis dan pengobatan yang cepat dan efektif adalah kunci utama dalam menangani kondisi ini. Untungnya, menurut ahli dari Vanderbilt University School of Medicine di Nashville, Tennessee, AS, kasus herpes B yang ditularkan pada manusia ini masih cukup jarang. 3. Toksoplasma Bukan cuma rabies saja, kata ahli kucing juga bisa menularkan penyakit toksoplasmosis. Menurut ahli di atas, toksoplasma dapat terpapar pada manusia jika mereka melakukan kontak dengan kotoran kucing yang terkontaminasi atau mengonsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Bagi kamu yang sedang mengandung, sebaik perlu berhati-hati terhadap penyakit ini. Pasalnya, para ahli sangat khawatir virus ini dapat menyebar dari ibu ke janin. Gawatnya, toksoplasma sangat potensial menyebabkan infeksi bayi dalam kandungan yang dapat menyebabkan keguguran, kecacatan pada bayi, bahkan kematian bayi dalam kandungan. Yang perlu diketahui, toksoplasma berat bisa menimbulkan kerusakan pada mata, otak, dan organ lainnya. Baca juga Bukan Tokso, Pelihara Anjing Waspada Compylobacter 4. Lyme Penyakit yang satu ini merupakan kondisi berupa infeksi ganas yang menyerang sistem imun. Enggak cuma itu, penyakit lyme juga bisa menyebabkan ensefalitis, meningitis, dan kelumpuhan. Kata ahli, lyme disebabkan oleh gigitan kutu yang hidup pada hewan seperti burung, rusa, dan tikus. Nah, karena gigitan dari kutu yang disertai ruam merah kecil di kulit tak terasa sakit, banyak orang tak menyadari bila telah tergigit kutu tersebut. Ruam ini bisa berkurang atau hilang dalam waktu 1-2 minggu dan kadang disertai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi yang bengkak. 5. Salmonellosis Penyakit yang ditularkan dari hewan ini enggak cuma menyerang manusia melalui kontaminasi wabah dan makan telur mentah saja. Salmonellosis juga bisa ditularkan melalui kotoran dengan hewan peliharaan yang telah terinfeksi. Kata ahli, seseorang yang terserang salmonella biasanya akan mengalami diare, demam, dan kram perut dalam waktu 12 sampai 72 jam setelah terinfeksi. Lalu, hewan apa saja sih yang bisa menularkan penyakit ini? Kata para pakar, bebek, burung, anjing, ayam, kuda, kadal, ular, dan kura-kura bisa saja menularkan penyakit ini pada tubuh manusia. Baca juga 4 Tips Memelihara Hewan Peliharaan Untuk Anak Nah, bagi kamu yang ingin tahu mengenai seputar penyakit di atas, bisa kok bertanya langsung dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
apa akibat penyakit paralisa pada hewan